OptimaPost - Investasi adalah upaya mengalokasikan sumber daya, umumnya uang, dengan harapan dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Ada banyak jenis investasi yang bisa dipilih sesuai dengan profil risiko.
Apa itu profil risiko? Profil risiko adalah ukuran keinginan dan kemampuan individu dalam mengambil risiko dari investasi yang dilakukannya. Ada tiga jenis profil risiko yang menentukan jenis investasi mana yang cocok diambil, yaitu:
- Konservatif, cenderung memilih investasi dengan risiko minimal dan keuntungan di atas inflasi.
- Moderat, cenderung memilih investasi yang risikonya gak besar dengan keuntungan di atas bunga deposito.
- Agresif, cenderung memilih investasi dengan keuntungan tinggi walaupun risikonya juga tinggi.
Dari profil risiko itulah, seseorang bisa memutuskan jenis investasi apa yang sebaiknya dipilih. Dalam ulasan berikut ini, Lifepal mau mengulas jenis-jenis investasi di Indonesia.
Ini 4 jenis investasi terbaik dan menguntungkan di Indonesia
Didukung literasi finansial yang kian masif dan inklusi keuangan, kini banyak orang yang akrab dengan jenis-jenis investasi yang ada di Indonesia. Jenis-jenis investasi tersebut bisa berwujud aset uang ataupun aset riil. Berikut ini daftar jenis investasi terpopuler dan menguntungkan di Indonesia.
1. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan berjangka yang penarikannya cuma bisa dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian nasabah dengan bank.
Bunga investasi deposito itu tergantung dari suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Umumnya, bunga deposito itu berkisar 4 – 7 persen, tergantung kebijakan bank.
Deposito bisa dipilih sebagai jenis investasi jangka pendek dengan memilih waktu penyimpanan atau tenor minimal 1 bulan dan maksimal 12 bulan. Namun, semakin lama tenor yang dipilih, semakin besar juga keuntungannya.
Deposito juga cocok buat kamu yang gak mau mengambil risiko besar. Sebab instrumen investasi terbilang minim risiko dan uang nasabah yang tersimpan juga dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Namun, ada pajak lho yang berlaku bagi mereka yang menyimpan dananya di deposito, yaitu 20 persen.
2. Reksa dana
Investasi yang satu ini juga banyak peminatnya. Risiko dari reksa dana cukup bervariasi, ada yang rendah, menengah, dan tinggi, semua tergantung dari jenis reksa dana yang dipilih. Reksa dana adalah wadah yang menghimpun dana dari masyarakat pemodal buat selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada beberapa jenis reksa dana, yaitu:
- Reksa dana pasar uang: 100 persen komposisinya berupa deposito, obligasi negara, dan obligasi swasta.
- Reksa dana pendapatan tetap: 80 persen atau lebih komposisinya berupa obligasi negara, sedangkan sisanya obligasi perusahaan dan pasar uang (deposito).
- Reksa dana saham: 80 persen komposisinya berupa saham, sedangkan sisanya obligasi ataupun pasar uang.
- Reksa dana campuran: terdiri dari saham, obligasi, dan pasar uang.
3. Saham
Jenis investasi ini cocok buat profil risiko agresif. Investasi saham di satu sisi bisa memberikan keuntungan di atas bunga deposito ataupun obligasi. Bahkan, return-nya bisa lebih dari 10 persen.
Di satu sisi investasi saham dapat membawa kerugian akibat jatuhnya harga saham. Harga saham sendiri umumnya cenderung dipengaruhi sentimen dan beberapa faktor lainnya.
Ada dua keuntungan yang diperoleh dengan berinvestasi saham, yaitu:
- Capital gain: keuntungan dari kenaikan harga saham.
- Dividen: keuntungan dari laba perusahaan yang diberikan ke setiap pemegang saham.
Instrumen investasi ini sangat pas bagi mereka yang mau berinvestasi dalam jangka menengah dan panjang. Sebab keuntungan main saham terasa signifikan asalkan dipegang selama 3 – 5 tahun.
4. Peer to peer (P2P) lending
Jenis investasi alternatif terakhir ada peer to peer lending (P2P lending). Sederhananya, P2P lending mempertemukan antara pemberi pinjaman (lender) dan peminjam uang (borrower) melalui sebuah wadah atau platform yang udah disiapkan.
Di P2P lending, keuntungan yang bisa kamu dapatkan adalah uang yang dipinjamkan bisa diiurkan setiap bulannya. Berbeda dengan deposito yang harus menunggu paling gak 1 tahun uang baru bisa kembali beserta bunganya.
Terus besaran bunga yang diterima lender sebagai investor lebih besar dari bunga deposito, bahkan bunga obligasi. Bunga P2P lending bisa lebih dari 20% per tahun sperti yang ditawarkan oleh platform p2p lending paling menguntungkan Amartha.com.
Walaupun begitu, risiko dari P2P lending juga gak kalah tinggi lho, yaitu risiko gagal bayar dari borrower.
0 Komentar